Membantu transformasi digital UMKM

Graphic

Bahkan sebelum pandemi, UMKM telah beralih dari model bisnis analog ke digital, dengan memanfaatkan strategi-strategi, praktek-praktek dan platform bisnis digital online. Komponen penting dari “go digital” termasuk kehadiran online yang kuat yang dipupuk melalui media sosial dan situs-situs web perusahaan, platform niaga online untuk memfasilitasi pembelian dan penjualan barang-barang dan jasa, dan sistem online untuk melakukan praktek-praktek bisnis seperti sumber daya manusia. Krisis COVID-19 sekarang telah membuat strategi-startegi bisnis digital sebagai suatu keharusan untuk keberlangsungan hidup UMKM. 

Dalam mempertimbangkan upaya-upaya untuk peningkatan ketrampilan digital, penting untuk mempertimbangkan akses ke internet, perangkat, serta teknologi dan perangkat lunak. Kesenjangan akses ke infrastruktur digital akan sangat mempengaruhi kemampuan UMKM untuk memperluas ke pasar digital online, dan potensi mereka untuk berhasil di dalamnya.    

Pertanyaan-pertanyaan panduan: 

  • Bagaimana pemerintah dapat mendukung transformasi digital UMKM?   

  • Apa yang dibutuhkan oleh UMKM untuk mendigitalisasikan, dan manfaat-manfaat digitalisasi bagi mereka? 

Konteks

Graphic

 

Image1. Akses internet 

Akses internet, dan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang lebih luas, merupakan balok bangunan penting yang memungkinkan kapasitas UMKM dan lebih jauh membuka potensi mereka. Infrastruktur TIK yang andal merupakan fondasi penting bagi inovasi UMKM dan perluasan pasar, dan akses internet yang stabil dapat menjadi faktor penentu kemampuan UMKM untuk memperluas ke ekonomi digital. 

Infrastruktur TIK mengacu pada peralatan, perangkat lunak, dan sistem yang diperlukan untuk memfasilitasi proses bisnis digital Ini dapat mencakup yang berikut: 

  • Akses internet 

  • Perangkat keras, termasuk komputer pribadi 

  • Perangkat lunak di tempat kerja 

  • Platform-platform niaga online  

Infrastruktur TIK yang kuat sangat penting untuk keberhasilan transformasi digital UMKM, dan partisipasi para wirausahawan dalam ekonomi digital. Kemitraan merekomnedasikan ekonomi APEC untuk berinventasi dalam infrastruktur TIK untuk mendukung UMKM menjangkau sumber daya online dan peralatan bisnis digital.  

Data survei nasional dari kemitraan menunjukkan bahwa setidaknya seperlima dari pengusaha yang disurvei di setiap ekonomi memiliki masalah dengan TIK dan infrastruktur teknis, Angka tertinggi terlihat di Filipina, di mana 34 persen dari para pengusaha yang disurvei mengatakan bahwa koneksi internet adalah salah satu dari masalah bisnis mereka. Sementara, proporsi ini adalah 27 persen di Indonesia, 23 persen di Vietnam, dan 22 persen di Peru. 

Data ini menunjukkan bahwa sejumlah besar pengusaha di setiap perekonomian APEC mengalami masalah dengan akses dengan internet dan infrastruktur TIK yang memadai. Ini penting bagi para pembuat kebijakan dan para pelaku usaha untuk memastikan bahwa tidak ada dari para pengusaha dan UMKM yang tertinggal dalam hal akses ke internet.  

Graph

Namun, di luar infrastruktur teknis, perangkat digital dan pengetahuan tentang sumber daya ini penting untuk dimanfaatkan oleh UMKM agar berhasil menavigasi ekonomi digital. 

Image2. Menargetkan penggunaan media sosial dan situs web yang ada. 

Data dari survei nasional dari Kemitraan memberikan wawasan penting tentang pola penggunaan media sosial dan situs web yang ada di kalangan UMKM dan para pengusaha. Sangat penting bagi pemerintahan dan badan-badan terkait lainnya untuk menggunakan data serupa untuk meneginformasikan kebijakan dan program digitalisasi.  

Menurut data survei nasional dari Kemitraan, tingkat penggunaan media sosial tertinggi ada di Peru, di mana hampir tiga perempat dari pengusaha yang disurvei mengatakan bahwa mereka menggunakan setidaknya satu aplikasi media sosial untuk UMKM mereka.  

Graph

Facebook adalah platform media sosial yang paling popular digunakan oleh UMKM yang disurvei di Peru, Filipina, dan Vietnam. Sementara di Indonesia, WhatsApp menjadi platform favorit di kalangan UMKM (termasuk dalam kategori “lainnya”pada grafik di bawah ini).  

Graph

Kebanyakan dari para pengusaha mengatakan mereka menggunakan media sosial untuk pemasaran. Beberapa alasan-alasan lain yang disebutkan secara meluas termasuk jaringan, menyebarkan informasi perusahaan, dan menggunakan media sosial untuk niaga online. 

Hanya sebagian kecil dari pengguna yang mengatakan bahwa mereka menggunakan platform media sosial untuk niaga online. Penemuan-penemuan ini menimbulkan kekhawatiran untuk penerapan niaga online dan platform digital lainnya selama pandemi COVID-19. Menariknya, di Peru di mana angka ini sedikit lebih tinggi (46 persen), niaga online sebagian besar dilakukan di Facebook.  

Kemitraan merekomendasikan agar pemerintah dan para pelaku bisnis terkait menyediakan peluang-peluang peningkatan ketrampilan dalam niaga online dan media sosial, serta mempromosikan manfaat-manfaat berbisnis online  

Graph

Situs-situs web adalah komponen penting lainnya dari strategi digital bisnis, yang dapat memberikan lokasi pusat informasi tentang suatu perusahaan. Berbeda dengan media sosial, penggunaan situs-situs web di kalangan para peserta survei adalah sangat rendah. Meskipun hasil ini mungkin telah berubah sejak dari setiap survei nasional, penemuan ini menunjukkan bahwa sebagian besar UMKM tidak menggunakan situs-situs web. 

Untuk beberapa para peserta survei yang menggunakan situs-situs web, alasan terbanyak yang disebut untuk memilikinya adalah untuk memberikan informasi kontak perusahaan untuk para klien. Penemuan ini menunjukkan bahwa UMKM dapat memperoleh keuntungan dari peningkatan keterampilan atau peluang-peluang lain yang mengajari mereka cara efektif untuk memanfaatkan situs-situs web dan media sosial untuk niaga online, di antara bidang bisnis lainnya. 

Openelitian kami menyoroti bahwa para pengusaha dapat memulai dengan platform-platform yang sederhana dan lebih murah seperti situs-situs web penjualan online, kemudian mengadopsi platform yang lebih kompleks seperti situs-situs web mereka sendiri seiring dengan peningkatan kapasitas mereka. 

Selain itu, perlu diperhatikan bahwa UMKM memiliki kapasitas yang berbeda-bead dalam menggunakan media sosial untuk pemasaran dan keperluan lainnya. Meskipun akun sosial media gratis, memiliki iklan online dapat dengan cepat membebankan biaya bagi bisnis kecil, terutama yang baru dirintis dan berada di pasaran khusus. Sebagai contoh, iklan online dapat menghabiskan biaya USD$5 sehari, dan kecuali produk atau layanan bisnisnya adalah umum, ini akan sulit buat bersaing secara efektif dengan perusahaan-perusahaan yang lebih besar dengan produk atau layanan yang sama.  

UMKM perlu belajar dan beradaptasi untuk menjalankan bisnis-bisnis tradisional mereka di ruang virtual. Data kami menunjukkan bahwa penggunaan medai sosial dan situs web dalam strategi digital UMKM dapat dioptimalkan untuk mode ‘bisnis normal’ baru selama masa pandemi. Sangat penting bagi para pengusaha dan UMKM untuk mendapatkan dukungan dan pelatihan sesusai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka untuk membangun kapasitas mereka dalam strategi berbisnis digital. 

Salah satu cara yang efektif untuk menyediakan sumber daya dan peluang peningkatan ketrampilan bagi UMKM dalam alat bisnis digital adalah melalui keanggotaan dalam asosiasi bisnis. Asosiasi semacam itu dapat memberikan informasi dan dukungan untuk membantu UMKM terlibat dalam penjualan online dan mengadopsi strategi bisnis digital yang sesuai untuk mereka, dengan mempertimbangkan target pasar, produk atau layanan, dengan basis konsumen dan tingkat pendapatan mereka saat ini.  

Sebagai contoh, asosiasi bisnis dapat memberikan informasi tentang platform penjualan online di mana UMKM yang lebih baru dapat mulai memasarkan dan menjual produk-produk mereka secara online, pelatihan untuk UMKM yang sudah mapan tentang pemasaran online dan menjalankan platform penjualan online Selain itu, jika situs-situs web perorangan terlalu mahal untuk dimiliki oleh UMKM, organisasi bisnis dapat mengumpulkan UMKM yang serupa untuk membentuk platform gabungan untuk penjualan online.  
 

Graphic


Studi kasus: Kolaborasi pemerintahan untuk membantu digitalisasi UMKM di Indonesia 

Bagaimana pemerintah dapat mengatasi gelombang baru digitalisasi? Pengalaman digital Indonesia mungkin menghadirkan beberapa solusi menarik.  

Jauh sebelum COVID-19, Indonesia telah menjadikan ekonomi digital sebagai prioritas nasional yang utama, meluncurkan inisiatif-inisiatif yang mendukung peningkatan daya saing UMKM dalam ekonomi digital. Ini termasuk: 

Untuk membantu digitalisasi UMKM selama pandemi, pemerintah Indonesia telah bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar untuk mengembangkan dan mempromosikan penggunaan peralatan digital bagi para wirausahawan. Sementara itu, inisiatif-inisiatif lainnya oleh perusahaan-perusahaan yang lebih besar juga membantu UMKM. Beberapa contoh termasuk 

  • Startups seperti Grab, Gojek and LinkAja sedang menciptkan platform-platform digital bagi UMKM untuk menjual dan mendistribusi produk-produk. Sebagai contoh, aplikasi seluler GrabMerchant, merupakan platform layanan di bawah satu atap untuk UMKM di industri-industri minuman.  

  • Jaringan media sosial seperti Tik Tok, Instagram, dan Tokopedia telah meluncurkan layanan periklanan baru untuk UMKM. 

Untuk lebih melatih UMKM, Kementrian Komunikasi dan Informasi Indonesia bermitra dengan Asosiasi niaga online Indonesia (IdEA) untuk merintis kelas online untuk 2.500 UMKM dari bulan Oktober hingga Desember 2020, menargetkan mereka yang berada di daerah-daerah tertinggal di Indonesia. Sementara itu, Kementrian Perdagangan mengumumkan suatu kerja sama dengan Facebook pada bulan Oktober tahun lalu untuk menyelenggarakan kelas online dan festival belanja bagi UMKM dari bulan Oktober 2020 hingga Januari 2021. 

Karena digitalisasi berlanjut menjadi bagian penting dari bagaimana UMKM beradaptasi dan bertransisi ke transformasi digital baru ini, contoh dari Indonesia mengungkapkan beberapa   praktek-praktek terbaik pada awalnya untuk meningkatkan ketahanan UMKM melalui digitalisasi. Rincian lebih lanjut akan terungkap seiring dengan pemerintah Indonesia melanjutkan peluncuran program pelatihan pada tahun 2021  

Image3. Peluang-peluang peningkatan digital 

Selain dari pertanyaan tentang penggunaan media sosial dan situs web, survei-survei nasional kami juga mengumpulkan data tentang penggunaan aplikasi online untuk pelatihan bisnis dan peningkatan ketrampilan. Mengingat pembatasan aktivitas-aktivitas langsung, kursus-kursus online dapat digunakan secara efektif untuk menyediakan sumber daya dan pendidikan bagi UMKM di berbagai bidang seperti pembiayaan. Selain itu, peluncuran kursus-kursus online dapat membuat sumber daya dan layanan pendukung lebih dapat terakses oleh UMKM, tergantung pada apakah para pengusaha telah memiliki akses internet dan infrastruktur TIK yang memadai.   

Mirip dengan data di media sosial dan penggunaan situs web, jenis informasi seperti ini akan membantu menginformasikan pemerintah dan para pelaku usaha tentang penggunaan inisiatif-inisiatif peningkatan ketrampilan digital yang ada, dan dengan demikian bagaimana menargetkan program-program digitalisasi untuk UMKM  

Terdapat tingkat penggunaan aplikasi peningkatan ketrampilan dan pembelajaran online yang rendah dari secara konsisten di antara para pengusaha yang disurvei. Khususnya, angka ini sedikit lebih tinggi di Filipina dan Peru. 

Graph

Umur dari para pengusaha kelihatannya menjadi faktor utama yang menentukan pola penggunaan aplikasi online. Data dari survei nasional kami menunjukkan bahwa jumlah peserta survei di bawah usia 35 tahun yang secara konsisten mengatakan bahwa mereka menggunakan aplikasi ini lebih banyak, dibandingkan dengan peserta survei yang lebih tua. Penemuan ini menunjukkan bahwa inisiatif-inisiatif untuk meningkatkan akses ke kursus-kursus online harus juga mempertimbangkan pengetahuan teknis yang para pengusaha miliki dan butuhkan untuk mengakses platform-platform online. 

Graph

Mempertimbangkan topik apakah yang dieksplorasi pada aplikasi pembelajaran online, kebanyakan para peserta survei di Indonesia dan Filipina mengatakan bahwa mereka menggunakan aplikasi tersebut untuk belajar tentang pemasaran. Di Peru, Kebanyakan dari para peserta survei mengatakan bahwa mereka menggunakan platform-platform untuk mempelajari tentang pengembangan perangkat lunak.  

Graph

Secara keseluruhan, meskipun hanya sebagian kecil para peserta survei yang telah menggunakan aplikasi pembelajaran online, sebagian besar pengguna mengatakan bahwa hal ini berdampak positif pada praktek-praktek bisnis. Penemuan ini menunjukkan bahwa UMKM cenderung memperoleh manfaat-manfaat dari kursus-kursus online, mengingat mereka memiliki sumber daya keuangan dan digital untuk mengakses peluang-peluang tersebut.  

Sebagai contoh, penelitian kami di Peru beragumentasi bahwa para pengusaha dapat didorong lebih jauh untuk memperoleh pengalaman internasional melalui kursus-kursus online yang memperkenalkan mereka pada peluasan akses pasar dan persyaratan ekspor.  

Kemitraan merekomendasikan agar pemerintahan APEC dan komunitas-komunitas bisnis membuat sumber daya di berbagai bidang pengembangan kapasitas UMKM agar lebih dapat terakses melalui kursus-kursus online, dan meningkatkan kesadaran para pengusaha tentang sumber daya gratis atua bebiaya rendah ini. 

  1. Tantangan-tantangan baru dengan digitalisasi UMKM 

Selain itu, mengadopsi dan menggunakan pendekatan digital baru tidak hanya membutuhkan peningkatan ketrampilan dan kemampuan digital, tetapi juga memahami potensi resiko-resiko. Unit Dukungan Kebijakan APEC dan organisasi-organisasi lainnya telah menguraikan beberapa bidang tantanggan di seputar digitalisasi, termasuk: 

  • Peraturan-peraturan dan regulasi-regulasi baru yang akan muncul di seputar data dan privasi. 

  • Resiko-resiko serangan cyber dan pelanggaran keamanan cyber atas informasi pribadi. 

  • Informasi keliru dan penipuan digital, terutama seputar perdagangan online. 

  • Platform-platform digital yang asimetris dan dimonopoli/dikontrol oleh platform-platform digital yang lebih besar. 

  • Resiko pembagian digital lebih lanjut (contoh. Wilayah perkotaan vs. pedesaan) karena perbedaan infrastruktur TIK. 

Suatu pertimbangan penting dalam penignkatan ketrampilan digital adalah pertanyaan tentang penyedia-penyedia layanan, dan apara pelaku yang bertanggung jawab atas pelatihan digital untuk UMKM. Penelitian kami secara khusus menyoroti peran pemerintah dalam memastikan ketersediaan dan asksesibilitas sumber daya dan layanan online untuk para pengusaha melalui platform-platform yang sudah ada dan terkenal.  

Pemerintah, selain dari upaya ini juga harus bermitra dengan para pelaku lokal, termasuk asosiasi bisnis, lembaga-lembaga pendidikan, dan media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan peluang peningkatan ketrampilan sosial 

Secara khusus, pemerintah harus memastikan adanya peluang yanag cukup untuk mendapatkan pengetahuan keuangan digital. Saat perusahaan-perusahaan bertransisi ke sistem pembayaran digital, para pengusaha dan UMKM idealnya harus diberikan pelatihan tentang sistem baru ini. Para pengusaha di daerah terpencil dan pedesaan khususnya mungkin tidak memiliki akses online yang memadai, atau mungkin menyukai pembayaran dengan uang tunai. Kelompok-kelompok atau komunitas-komunitas tertentu mungkin memiliki budaya untuk menyimpan uang tunai, bukan mata uang digital. Pemerintah dan para pelaku bisnis juga harus memperhatikan masyarakat yang mungkin tidak memiliki pusat keuangan atua ATM yang mudah diakses. 

Rekomendasi-rekomenasi kebijakan

  1. Infrastruktur TIK: Membangun dan mempertahankan infrastruktur internet yang kuat dalam perekonomian tertentu, untuk memastikan bahwa semua pengusaha, telepas dari lokasinya (contoh, bisnis di perkotaan vs pedesaan) memiliki koneksi internet yang konsisiten dan dapat diakses sesuai kemampuan.  

  2. Meningkatkan dan memperbahuri kerangka-kerangka peraturan: Mendorong regulasi lebih lanjut si seputar privasi dan data, dan pelatihan lebih lanjut bagi UMKM untuk melindungi diir dari potensi pelanggaran-pelanggaran keamanan dan serangan-serangan keamananan cyber. Perbaharui undang-undang di seputar teknologi komunikasi informasi. Tanpa suatu kerangka hukum yang jelas, hal tersebut dapat menghambat investasi modal dalam teknologi nirkabel. 

  3. Peluang-peluang pembimbingan dan peningkatan ketrampilan: Mendorong berbagi informasi dan kemitraan antara pemerintah dan perusahaan besar untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada UMKM tentang pembuatan strategi digital, dan bagaimana berbagai platform online dapat digunakan untuk keuntungan para pengusaha.  

  1. Data tentang penggunaan peralatan digital: Mengumpulkan data tentang penggunaan media sosial, situ-situs web, dan peralatan digital lainnya oleh UMKM, untuk menginformasikan program-program dan kebijakan-kebijakan dukungan untuk digitalisasi UMKM, dan menargetkan inisiatif-inisiatif tersebut sesuai kebutuhan mereka. 

 

Kebijakan-kebijakan yang Relevan

 

Pembiayaan UKM APEC dan Transformasi Digital dalam Perekonomian Global: Pernyataan yang dikeluarkan setelah Pertemuan Tingkat Mentri dari UKM APEC yang ke 25 pada bulan September 2019, di mana perwakilan mendorong inisiatif-inisiatif yang mendorong inovasi, mempromosikan digitalisaisi, dan meningkatkan pembiayaan dan internasinalisasi UKM. 

OECD Digital untuk Inisiatif UKM: Inisitiaf yang bertujuan untuk mempromosikan berbagi pengetahuan dan pembelajaran tentang cara memungkinkan UKM memanfaatkan perubahan digital semaksimal mungkin. 

Program kerja ASEAN Work tentang perdagangan online dan Perjanjian tentang niaga online ASEAN: Perjanjian yang bertujuan untuk memfasilitasi transaksi niaga online lintas batas di kawasan dengan ketentuan-ketentuan tentang keamanan cyber, lokasi data dan aliran data, perlindungan konsumen dan data pribadi online, serta mekanisme penyelesaian sengketa. 

Transformasi Digital UKM: Laporan tahun 2021 yang diterbitkan oelh OECD tentang kecenderungan-kecenderungan penyerapan digital UKM, tantangan-tanganan baru yang muncul denga digitalisasi, serta peluang, resiko-resiko, dan hambatan-hambatan dalam adopsi teknologi digital oelh perusahaan-perusahaan. 

Penelitian Partisipasi UKM dalam Ekonomi Digital di Asia: Sebuah penelitian tahun 2019 yang dilakukan oelh ASEAN tentang kemajuan yang sedang berlangsung dalam adopsi teknologi dan perangkat digital oelh UMKM, dan bagaimana para pengusasha telah memasukkan digitalisasi dalam praktek bisnis mereka. 

Saved Modules

50% of toolkit completed